Thomas dan Uber Cup Ditunda, Negara-Negara Asia Jadi Sasaran Kritik
BWF selaku Federasi Sepakbola Prancis akhirnya menunda kembali gelaran Thomas dan Uber Cup 2020 setelah banyaknya kontestan terutama yang berasal dari Asia memutuskan mundur dari turnamen tersebut.
Sebelumnya, BWF memang sudah menunda kompetisi ini sebanyak dua kali, karena awalnya direncanakan berlangsung pada awal bulan Maret.
Beberapa Negara, termasuk Indonesia menyambut baik keputusan BWF menunda turnamen ini. Namun, di satu sisi beberapa kritik malah muncul, terutama dari media-media Denmark yang memang rencananya jadi tuan tuan rumah Thomas dan Uber Cup tahun ini.
Kritikan juga datang dari salah seorang legenda Bulu tangkis Denmark, Jim Laugesen.
Bahkan, dia meminta BWF untuk tetap mempertimbangkan turnamen itu digelar, terlepas dari absensi negara-negara langganan juara seperti China dan Indonesia.
Laugesen tampak kesal dengan penundaan yang berulang kali ini. Apalagi, buntut dari keputusan tersebut, sejumlah turnamen lainnya juga ikut tertunda, termasuk Denmark Terbuka 2020.
BWF sendiri sempat menjelaskan bahwa sebagian besar negara-negara di Asia enggan mengambil resiko bepergian ke Eropa, meskipun angka pertumbuhan kasus Covid-19 sudah cenderung menurun.
“Situasi Covid-19 di Denmark memang sudah sedikit jauh lebih baik, namun ternyata itu tak cukup meyakinkan negara Asia untuk mau bepergian jauh apalagi ke Eropa,” tambahnya.
Menariknya, kritikan juga datang dari Asia, tepatnya dari seorang mantan pelatih Bulu Tangkis, Vimal kumar. Menurut dia, keputusan negara-negara Asia untuk mundur dari Thomas dan Uber Cup adalah sebuah kemunduran bagi olahraga ini.
“Apa yang telah dilakukan negara-negara Asia, sungguh mengecewakan. Tidak ada masalah besar di negara-negara ini, mereka mengadakan acara lokal di sana, jadi menarik dengan cara ini, merupakan kemunduran besar bagi olahraga ini,” ujar Vimal Kumar dikutip dari media hindustantimes.com.
BWF memang tidak bisa berbuat banyak, karena faktanya Indonesia dan China adalah dua negara yang selalu digadang-gadang menjadi juara tiap kali kompetisi bulu tangkis digelar.
Banyak pihak yang tidak bisa membayangkan jika Thomas dan Uber Cup 2020 digelar tanpa kehadiran kedua negara tersebut.