Ini Ternyata Alasan Kenapa Juventus Memecat Allegri dan Sarri
Wakil Presiden Juventus, Pavel Nedved angkat bicara tentang pemecatan dua pelatih sebelum andrea Pirlo, tak lain mereka adalah Massimiliano Allegri dan Maurizio Sarri.
Sebelumnya, perlu diketahui bahwa Allegri sendiri bergabung dengan Juventus pada musim panas 2014, dimana saat itu dia dipercaya menggantikan Antonio Conte.
Masa bakti Allegri di Turin berakhir pada tahun 2019, selama lima tahun dia sukses mempersembahkan 11 gelar juara dan mencapai dua babak final Liga Champions Eropa.
Setelah Allegri meninggalkan jabatannya, Juventus menunjuk mantan pelatih Napoli, Maurizio Sarri untuk menangani tim utama. Meski pada akhirnya berhasil mempertahankan gelar Scudetto, kenyataannya Sarri tak terlepas dari kritikan.
Apa yang membuat para fans merasa geram dengan Sarri adalah kegagalan sang juru taktik membawa Klub melangkah lebih jauh di ajang Liga Champions Eropa. Seperti diketahui, Juventus takluk di tangan Olympique Lyon pada babak perempat final.
Pada akhirnya, Sarri pun dipecat setelah musim 2019/20 berakhir lalu digantikan oleh Andrea Pirlo.
“Sarri adalah sosok profesional yang hebat, pelatih luar biasa. Kami baik-baik saja, tapi ada kondisi yang tak memungkinkan kami untuk terus bersama. Ini adalah keputusan bersama,” kata Nedved kepada DAZN.
Sedangkan untuk kasus Allegri, Nedved menegaskan bahwa pihak klub sangat puas dengan kinerja mantan pelatih AC Milan tersebut, dimana tidak ada pemecatan yang dilakukan, kedua pihak berpisah secara natural.
“Kami melewati tahun-tahun yang fantastis bersama Allegri. Dia membuat sejarah di Juventus dan kami berpisah secara alami. Tidak ada penyesalan,” lanjutnya.
Adapun, saat ini Juventus terancam gagal pertahankan gelar Scudetto. Inter milan masih dipuncak dengan keunggulan 10 poin, dimana ironisnya Nerazzurri ditangani mantan pelatih sukses Juventus, Antonio Conte.
Namun, Nedved tak lantas merasa dendam terhadap Conte karena ini adalah bagian dari kompetisi.
“Saya tidak punya pesan buat Conte. Dia membawa Inter ke jalur kemenangan dan tahu caranya. Persaingan itu ada dan akan selalu ada, tapi dalam persahabatan. Dia 10 poin di atas Juventus dan punya kewajiban untuk menang,” pungkasnya.